Sederhana Pangkal Bahagia

hai semuanya. terima kasih untuk yang sudah menyempatkan waktunya membaca blog saya. tulisan kali ini saya tidak akan mereview penginapan atau spot wisata manapun. saya hanya akan berbagi sudut pandang dengan kalian yang sudah membaca disini.

kesederhanaan dalam hidup
Photo by Matheus Bertelli from Pexels

Sederhana Pangkal Bahagia

sedikit bercerita bahwa saya adalah anak yang lahir dan besar di Jakarta Selatan. saya terbiasa dengan kehidupan kota beserta hiruk-pikuknya. semua disini saling berkejaran untuk mencapai mimpinya. tidak, berkejaran sepertinya adalah standar hidup normal disini.

saya tumbuh besar dalam kenormalan tersebut dan tibalah saatnya saya merantau ke salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah. lima tahun pendidikan disana saya lalui hingga wisuda. lima tahun yang banyak mengubah sudut pandang saya.

itu sudah dulu.

beberapa waktu lalu saya melakukan perjalanan panjang lagi ke Jawa Tengah setelah tertunda lebih dari dua tahun. tidak ada banyak perubahan disepanjang perjalanan. rumah kayu yang dulu masih tetap menjadi rumah kayu. persimpangan tugu yang dulu juga masih jadi persimpangan tugu yang sama.

waktu seperti tidak berjalan di tempat tersebut. berbeda dengan ibukota. dalam dua tahun tidak mengherankan sudah banyak perubahan bangunan dan bahkan ada gedung baru. sekarang dengan jaringan MRT, LRT, dan jalan tol yang baru pasti akan membingungkan siapapun yang belum ke ibukota dalam kurun waktu dua tahun.

saya sampai di sebuah desa yang tidak terlalu terpencil di Jawa Tengah. rumah tujuan saya ini hanya berjarak dua rumah dari rumah baru milik Bagas dan Bagus punggawa sepakbola tanah air. seperti dulu, saat saya sekeluarga datang, pasti akan langsung disuguhkan teh manis panas dan cemilan oleh saudara yang bertetangga.

liburan di magelang
photo : riviwer.com

satu teko teh panas dan beberapa cemilan sederhana. tibalah akhirnya saya untuk berpikir tentang satu hal yang lama terpendam dalan benak saya, kesederhanaan.

Alam tidak terburu-buru, namun semuanya tercapai. - Lao Tzu

hidup seringkali memaksa kita untuk berlomba. tidak salah. selagi muda, memang kita haruslah berjuang untuk mempersiapkan hari tua kita. untuk menafkahi anak - anak kita. untuk menyekolahkan mereka di tempat terbaik. berlomba dan berlomba selalu sampai lupa untuk berhenti sejenak.

di usia yang tidak lagi muda saya akhirnya tersadar bahwa sederhana bukan berarti kita kekurangan. sederhana juga adalah bagian dari gaya hidup. seseorang dengan kekayaan melimpah pun tidak jarang yang melakukan gaya hidup sederhana ini.

bukan demi menambah nilai kekayaan ya, kesederhanan faktanya adalah pangkal dari kebahagiaan. menurut saya pribadi, ada beberapa nilai yang bisa menjadi skala ukur kesederhanaan kita, antara lain :

  1. seberapa tinggi kita bersyukur terhadap apa yang sudah kita miliki
  2. seberapa dalam kita mengasihi mereka yang selalu tulus dan setia berada disekitar kita
  3. seberapa mampu kita menahan diri untuk tidak membeli hal diluar kebutuhan utama kita
  4. seberapa tenang hati kita saat dihadapkan pada masalah yang pelik
  5. seberapa tahan kita menahan malu saat orang lain menganggap kita pelit atau tidak punya harta benda untuk dibanggakan 

Ketika sederhana lebih dari cukup, kamu akan merasa bahagia lebih dari cukup! - Mehmet Murat ildan

pada akhirnya bahagia datang dari inner-self dan kesederhanaan hanyalah salah satu kunci untuk kita mencapai kebahagiaan tersebut. kebahagiaan yang sifatnya tidak sementara, namun berkesinambungan. 

jika kamu sudah bekerja keras sampai tubuh seperti mau hancur rasanya, berhentilah sejenak saja dan renungkan lima nilai yang menjadi skala ukur diatas. kasihanilah tubuhmu yang harus terus bekerja keras tanpa didukung jiwa yang bahagia.

baca juga : Pengalaman Mengagumkan Menginap di Hotel Moscato Lembang

hiduplah sederhana. jangan sampai hedonisme menjadi racun jangka panjang yang menjebakmu dan menjauhkanmu dari hidup yang bahagia, entah bagaimana caranya.

saya Bobby, pamit.

Post a Comment

0 Comments